Hadits ke 20 – الحديث العشرون
Jika Engkau tidak Malu maka Berbuatlah Sesukamu
عَنْ أَبيْ مَسْعُوْدٍ عُقْبَةَ بْنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ البَدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: صلى الله عليه وسلّم (إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى إِذا لَم تَستَحْيِ فاصْنَعْ مَا شِئْتَ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ
Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshari Al Badri radhiyallahu ‘anhu dia berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya termasuk perkara yang didapati oleh manusia dari perkataan nubuwwah (kenabian) yang pertama adalah jika engkau tidak malu maka berbuatlah sesukamu.” (HR. Al Bukhari)
أدرك : Diketahui,didapatkan
النبوة : Kenabian
لم : Huruf nafi, artinya: tidak
تستح (تستحي) : (engkau) malu
ف)اصنع ) : (maka) perbuatlah
شئْ(ت) : (yang engkau) sukai
Menumbuhkan rasa malu sesuai proporsinya: 33:53
Pelajaran :
- Malu merupakan tema yang telah disepakati oleh para nabi dan tidak terhapus ajarannya.
- Jika seseorang telah meninggalkan rasa malu, maka jangan harap lagi (kebaikan) darinya sedikitpun.
- Malu merupakan landasan akhlak mulia dan selalu bermuara kepada kebaikan. Siapa yang banyak malunya lebih banyak kebaikannya, dan siapa yang sedikit rasa malunya semakin sedikit kebaikannya.
- Rasa malu merupakan prilaku dan dapat dibentuk. Maka setiap orang yang memiliki tanggung jawab hendaknya memperhatikan bimbingan terhadap mereka yang menjadi tanggung jawabnya.
- Tidak ada rasa malu dalam mengajarkan hukum-hukum agama serta menuntut ilmu dan kebenaran . Allah ta’ala berfirman : “ Dan Allah tidak malu dari kebenaran “ (33 : 53).
- Diantara manfaat rasa malu adalah ‘Iffah (menjaga diri dari perbuatan tercela) dan Wafa’ (menepati janji)
- Rasa malu merupakan cabang iman yang wajib diwujudkan.
Ceramah Hadits Arbain Ke 20 – “Hadits Tentang Malu” Al Arbain An Nawawiyah oleh Ustadz Anas Burhanudin di radio rodja