Yang Kaya dan Miskin, Semua Bisa Bersedekah
Al-hidayah.id – Menelaah Tausiyah pagi oleh Ustadz Mursyad.
Dari Abu Dzarr Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa ada sejumlah orang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala yang banyak, mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kalian jalan untuk bersedekah? Sesungguhnya setiap tasbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, mengajak pada kebaikan (makruf) adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan berhubungan intim dengan istri kalian adalah sedekah.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya lalu mendapatkan pahala di dalamnya? Beliau bersabda, “Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah akan mendapatkan dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut dilakukan pada jalan yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim, No. 1006)
Maka dari itu, tidak heran apabila banyak orang kaya pada zaman Nabi SAW yang bersedekah sebagian besar atau hampir seluruh hartanya, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang serba kekurangan ?
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz menulis dalam kitabnya Syarhul Arba’in An-Nawawiyah, bahwa sedekah bermakna, “menyampaikan kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain”. Hemat beliau, sedekah bukanlah sebatas pemberian harta atau material kepada orang lain. Dalam Hadis ini pun, Nabi SAW. menjelaskan kepada kita betapa luasnya makna sedekah.
Salah satunya ialah dengan bertasbih (subahanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (laa-ilaha illa Allah) dan dzikir lainnya. Dengan menyebutnya kita akan mendapatkan pahala dan ampunan dosa meski sebanyak buih di lautan (HR Ahmad, Darimi, Maliki). Itulah salah satu implementasi dari “Menyampaikan kebaikan dan manfaat”, kendati tertuju pada diri sendiri.
Sedekah tidak hanya berwujud dengan uang (material), tapi juga seluruh amal (ucapan dan perbuatan) yang menunjukkan kepada kebaikan dan melarang dari keburukan. Begitu ditegaskan oleh Syeikh Hisyam Kamil dalam kitabnya, Tuhfatul Kiram.
Hadis di atas mengajarkan kita bahwa bagaimanapun kondisi kita, tetap harus bersedekah. Rasulullah SAW menyuruh orang-orang kaya dengan keluasan rezekinya mengulurkan tangan untuk menolong mereka yang membutuhkan. Lalu, Beliau pun menyemangati kaum fakir dan miskin bersedekah dengan kalimah toyyibah dan amal kebaikan lainnya seperti menyingkirkan duri dari jalan. Maka Itulah sedekahnya orang-orang miskin.