Anak-anak berlomba jadi paling tertib shalat di Masjid Al-Hidayah

Mau mengajak anak-anak mengenal tempat ibadahnya sendiri? Bagi muslim bds 2, tentu Ramadhan dianggap saat yang tepat. Biasanya para orangtua berlomba-lomba mengajak anak-anak ikut salat Tarawih di masjid Al Hidayah. Anak-anak lebih bergairah lagi ke masjid, karena saat Ramadhan biasanya ada makanan jajanan yang dibagikan kepada anak-anak menjelang buka puasa.
Namun ada dilema tersendiri ketika mengajak anak ke tempat ibadah. Alih-alih ikut barisan Salat tarawih, biasanya anak akan rewel, atau bermain sekehendak hati. Ini akan menimbulkan suasana berisik, sehingga bisa mengganggu jamaah salat lainnya. Bisa dimaklumi, anak-anak yang usianya belum mencapai 10 tahun memang relatif susah dikendalikan.
Faktaya, anak-anak yang berisik di masjid Al-Hidayah itu usianya baru 2 tahuan atau 3 tahun, dan yang lagi bandel-bandelnya adalah yang usia 4 tahun dan 5 tahun. Kalau usianya di atas itu biasanya relatif sudah bisa dibilangin. Apalagi ketika anak-anak itu bertemu teman-teman sepermainan di masjid. Maka nalurinya sebagai anak yang normal yang masih dalam dunia bermain, akan mendominasi. Jadinya anak lebih tertarik bermain dengan teman dibanding diam di tempat dan melakukan gerakan salat.
Itu pula yang terjadi di masjid Al-hidayah di bulan Ramadhan ini. Masjid jadi tak ubahnya pasar. Mau dibiarkan, lha kok suara anak-anak itu kadang mengalahkan suara imam dan khatib dari mikrofon. Tapi mau mencegah orangtua untuk membawa anak? Jelas tak mungkin. Bagaimana caranya ya?
Di masjid Al-Hidayah yang menampung ratusan jamaah salat Tarawih tiap malam ini, Pengurus Masjid Al-Hidayah selama satu bulan sepanjang Ramadhan, Per 10 hari Ramadhan memberikan hadiah buat anak yang tertib. Hasilnya? Tidak 100% berhasil mengurangi tingkat keberisikan. Namun paling tidak jauh berbeda dengan situasi dulu , ketika “kebijakan” ini belum diterapkan.
Sekarang, anak-anak warga Perum BDS 2 dan sekitarnya yang datang ke masjid Al-Hidayah untuk tarawih berlomba-lomba menjadi yang paling tertib, karena tertarik dengan hadiah dari Ketua DKM. Ada Pak Muh. Umar sebagai petugas yang memang disiapkan untuk memantau anak-anak itu dan petugas lainnya, sekalian bertugas mengingatkan bila anak berisik atau kurang tertib. Kalau berhasil menjadi yang paling tertib, setelah Tarawih akan membawa pulang sebuah bingkisan dari ketua DKM Masjid Al-Hidayah,
Bahkan Rasulullah ﷺ baru menyerukan agar anak dipukul bila lalai salat, ketika anak tersebut sudah 10 tahun. Masih tentang kisah rasulullah ﷺ, bukankah ada riwayat, Rasulullah ﷺ salat dan di sekitarnya ada cucu-cucunya. Bahkan saat sujud, sang cucu menggelendot di punggungnya. Rasulullah ﷺ yang bertindak sebagai imam bahkan memperpanjang sujud, demi memberikan kesempatan sang cucu untuk menikmati kehangatan punggung beliau. Betapa Rasulullah pun sangat menyelami jiwa anak-anak.
An-Nasa`i dan Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih dari Syaddad bin al-Had berkata, “Rasulullah ﷺ shalat Zhuhur atau Ashar bersama kami, saat itu beliau menggendong al-Hasan atau al-Husain, beliau meletakkannya lalu bertakbir, maka beliau sujud di dalam shalatnya dengan panjang, aku mengangkat kepalaku, aku melihat seorang anak duduk di punggung Rasulullah saw yang sedang sujud, lalu aku kembali kepada sujudku,
Selesai shalat orang-orang berkata, ‘Ya Rasulullah, engkau telah sujud dalam shalat ini dengan panjang, kami mengira telah terjadi sesuatu atau wahyu turun kepadamu.’ Maka beliau bersabda, ‘Semua itu tidak terjadi, akan tetapi cucuku ini menjadikanku sebagai tunggangannya, aku tidak ingin segera menyudahinya sehingga dia menyelesaikan keinginannya.” (Hadist ini dishahihkan oleh al-Hakim dan disetujui oleh adz-Dzahabi.)
Jadi, salut buat pengurus Masjid Al-Hidayah, yang mampu menyelami jiwa anak-anak, tanpa harus memberangus semangat mereka untuk datang ke Masjid Al-Hidayah. Ide keren yang pantas ditiru.